Jumat, 20 Februari 2015

Morist Coffee Puntang: POTRET PETANI KOPI DI GUNUNG PUNTANG (sebuah renun...

Morist Coffee Puntang: POTRET PETANI KOPI DI GUNUNG PUNTANG (sebuah renun...: KOPI? Now ... OR Never... Salam sruput Kopi dari dunia hitam..... Jumpa lagi sobat semua.. kali ini saya mau memposting sedikit tentang...

POTRET PETANI KOPI DI GUNUNG PUNTANG (sebuah renungan).

KOPI? Now ... OR Never...
Salam sruput Kopi dari dunia hitam.....


Jumpa lagi sobat semua.. kali ini saya mau memposting sedikit tentang petani kopi di Gn.Puntang, Kecamatan Cimaung, Banjaran, Bandung Selatan.
Sobat semua pernah mencoba nikmatnya secangkir kopi hitam #Puntang_Coffee #Morist_Coffee dari Gn.Puntang? bila anda seorang penikmat kopi asli (Coffeeholic) saya sarankan anda untuk mencoba secangkir kopi dari Gn.Puntang tersebut, dan rasakanlah sensasinya. Selain lidah anda dimanjakan dengan nikmatnya kopi dari Gn.Puntang anda juga akan merasakan manfaat dari meminum kopi asli,

Gunung Puntang selain memiliki Pesona Alam yang Indah, saksi sejarah per-telekomunikasian dari jaman kolonial Belanda (lihat tulisan saya yang lalu), juga mempunyai kopi yang konon merupakan kopi yang pernah terkenal sampai ke benua Eropa dan Amerika dari jaman diberlakukannya Preanger Stelsel  oleh bangsa Belanda di tanah Pasundan.

Kali ini saya ingin mengetengahkan tulisan tentang Potret Petani Kopi di Gn.Puntang untuk anda renungkan. 

Ternyata kehidupan petani kopi di Gn.Puntang tidaklah senikmat kopi yang dihasilkannya.  Kopi dari Gn.Puntang sudah banyak yang menginginkannya, bahkan keberadaannya sampai ditunggu oleh para penikmat kopi dari manca negara (yang takut tidak kebagian bahkan rela datang dari negaranya ke Gn.Puntang demi mendapatkan kopi yang dihasilkan dari Gn.Puntang). Ini fakta. Bukan isapan jempol belaka. Bila anda tidak percaya, datang dan buktikan sendiri. Harga kopi dari Gn. Puntang di manca negara sangatlah menggiurkan bagi yang mendengarnya. Berarti Petani kopi nya makmur dong??? begitu mungkin yang ada di benak pikiran sobat semua. Tidak. Itu jawaban yang saya lihat dan rasakan di lapangan (saya juga salah satu petani kopi di Gn.Puntang).

Setiap hari para petani kopi berangkat ke kebunnya tanpa mengenal cuaca... Panas, ya kepanasan... Hujan, ya kehujanan. Baik petani muda maupun yang sudah tua berjibaku di kebunnya masing-masing. Dengan keterbatasan ekonominya kami mencoba mencari rejeki dari bertanam kopi. Pupuk yang digunakan oleh para petani kopi di sini 100% pupuk Organic. Hanya menggunakan kotoran domba dan rumput serta daun-daunan yang ada di areal kebun. Petani yang bisa membeli kotoran domba, ya mereka beli untuk memupuk pohonnya. Tapi yang ekonominya tidak bisa membeli? ya harus pasrah hanya menggunakan rumput dan daun yang ada. Daripada membeli kotoran domba untuk pupuk, mereka lebih memilih untuk membeli beras agar istri dan anak-anaknya dapat bertahan hidup. Mau berhutang untuk membeli kotoran domba ? tidak ada yang mau memberi pinjaman. 
Dengan kondisi demikian apakah kita bisa mendapatkan hasil kopi yang berlimpah? Imposible !!!,



Apabila anda : 

  • Petani Kopi, Apakah yang ada di pikiran anda apabila anda Tahu bahwa kopi yang anda tanam sangat ditunggu para penikmat kopi sementara anda tidak dapat meningkatkan hasil kebun baik dari segi harga yang anda dapat maupun dari segi kuantitas hanya karena tidak punya biaya, sementara pedagang kopi baik penjual perantara maupun warung kopi/kedai kopi/cafe menjual kopi yang anda hasilkan dengan harga yang menggiurkan? 
  • Pedagang Kopi, Apakah anda tahu komposisi pengolahan kopi dari buah kopi masak (Chery) sampai menjadi Beras kopi (Green Bean) ataupun Grounded/powder/bubuk ? Apabila anda tahu, sampai hatikah anda menjual kopi asli yang banyak manfaatnya (apalagi Kopi Organic) dengan harga yang layak sementara petani kopi anda hargai buah kopi masaknya (Chery) dengan begitu rendahnya?
Benar sobat semua... Setelah selesai musim panen kopi, Pebisnis kopi bisa mendapatkan keuntungan yang berlimpah. Sementara kami para petani kopi.... Setelah selesai musim panen kopi, besoknya untuk menyambung hidup harus mengikat pinggang erat-erat bahkan ada yang sampai berhutang. Miris sekali bukan? Itulah Potret kehidupan kami para petani kopi di gunung Puntang (dan mungkin juga petani kopi dari daerah lain),

Tapi sobat semua... saat ini kami para petani kopi di Gunung Puntang ingin memulai sejarah baru di dunia per-kopian (dunia hitam. Begitu kami menyebutnya) demi mengangkat ekonomi para petani kopi di sini.
Kami bermitra antar sesama petani kopi. Petani yang juga bisa mengolah buah kopi masaknya (Chery) sampai menjadi satu produk kopi dan menjualnya #Puntang_Coffee #Morist_Coffee didukung oleh para petani yang hanya bisa berkebun dalam mempersiapkan bahan baku kopinya.
Kami mohon bantuan doa dari sobat semua, agar visi dan misi kami dapat berhasil sampai semua petani kopi terutama kami di Gn.Puntang mendapatkan kehidupan yang lebih baik dari sekarang..Aamiin...

Itulah sebuah renungan yang saya hadirkan ke hadapan anda. Semoga Renungan ini dapat membuka mata hati para pebisnis kopi untuk mau berbagi keuntungan yang didapat kepada para petani kopi dengan memberikan harga yang pantas.

SALAM KAMI DARI DUNIA HITAM...

#PUNTANG_COFFEE 
#MORIST_COFFEE